Pandemi Covid-19 yang tengah melanda dunia termasuk Indonesia memaksa kita semua untuk melek terhadap teknologi, di mana saat ini teknologi menjadi hal yang sangat urgent bagi tiap-tiap individu. Kita dipaksa untuk menggunakan media sosial untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk mendapatkan berita yang up to date. Sebab demikian, salah satu masalah terbesar dari maraknya penggunaan teknologi yang semakin pesat di era pandemi ini adalah penyebaran berita-berita hoax yang dapat menimbulkan keresahan publik.
Menurut survei yang dilakukan oleh We Are Social dan Hootsuite yang berjudul "Digital 2020 Global Overview Report" mencatat bahwa Indonesia menjadi negara dengan penduduk paling aktif dalam mengakses internet ke-8 di dunia. Meskipun demikian, menurut hasil survei PISA (Program for International Student Assessment) menyatakan bahwa, dalam hal literasi, Indonesia berada di peringkat ke-74 (keenam dari bawah). Dari kedua survei di atas dapat kita simpulkan bahwa, meskipun Indonesia sudah melek terhadap teknologi, tetapi tidak berarti bahwa Indonesia juga melek terhadap literasi digital.
Literasi digital adalah kemampuan dalam memahami, mengolah, dan menggunakan teknologi informasi. Kemampuan ini dinilai sangat penting bagi pengguna internet karena tiap individu dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir secara kritis untuk bisa mengolah informasi yang bersumber dari media digital agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dan berujung menjadi keresahan publik.
Pada tahun 2020, Kominfo menyatakan bahwa, terdapat 723 isu hoax yang berkaitan dengan Covid-19 yang disebar melalui media internet. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa, "Kita tidak hanya memerangi epidemi, tetapi kita juga sedang berjuang menghadapi infodemi.".
Berita hoax biasanya disebarkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab lewat media sosial seperti, WhatsApp, Facebook, Tiktok, dan lain-lain. Kemudian disebarluaskan oleh orang-orang yang langsung percaya dengan berita tersebut hingga menjadi viral. Salah satu berita hoax yang menjadi viral diantaranya, informasi mengenai penggunaan minyak kayu putih (eucalyptus) yang dapat menghilangkan virus Covid-19 dengan cara mengusapkan minyak kayu putih ke dada dan meminumnya dengan air hangat. Padahal, belum ada penelitian yang membuktikan kebenaran dari berita tersebut.
Kemampuan literasi digital yang krisis sangat penting dimiliki oleh setiap individu, sebab jika seseorang memiliki kemampuan tersebut maka dia tidak akan termakan berita hoax dan berusaha untuk mencari kevalidan beritanya. Jika berita tersebut adalah fakta maka orang tersebut boleh untuk menyebarluaskan beritanya. Sebaliknya, jika berita tersebut adalah berita palsu maka dia tidak akan meneruskan berita tersebut dan bisa mengedukasi orang terdekat akan kebenaran berita tersebut.
Agar dapat menanamkan literasi digital, maka seseorang harus berusaha untuk bisa memilah dan memvalidasi informasi yang tepat dengan mengecek sumber kebenaran beritanya di situs-situs resmi seperti, situs Kominfo. Memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan, bertujuan untuk bisa menganalisa lebih dalam mengenai kebenaran akan suatu berita di media sosial. Membandingkan berita yang sama dengan sumber yang berbeda untuk bisa menjangkau sudut pandang yang lebih luas. Selain itu, orang-orang yang sudah memiliki kemampuan literasi digital lebih baik untuk mengedukasi orang-orang sekitarnya agar berita hoax tidak tersebar secara luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar